Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Kerja Tahun Saat Ini

" Ekonomi Pertanian Melesu, Kerja Tahun Kurang Semarak dan Berubah" Salmen Kembaren, Barus Jahe 2012 Kerja tahun adalah tradisi suku Karo yang melambangkan ucapan syukur atas kemakmuran yang telah diperoleh. Wujud rasa syukur itu biasanya dibuat dalam bentuk acara-acara budaya   yang bersifat menunjukkan kemakmuran itu sendiri, seperti makanan yang berlebih dalam beberapa hari, hiburan bagi semua orang   dengan menampilkan tari-tarian gembira dan mempertemukan seluruh keluarga besar. Tapi itu dulu. Segala sesuatu tidak ada yang kekal, semua berubah dan berubah. Perubahan itu menunjukkan kemakmuran, mungkin dalam masyarakat modern hubungan ini susah terlihat dan kiranya perlu penelitian lebih lanjut. Perubahan tersebut saat ini paling dipengaruhi oleh situasi ekonomi masyarakat Karo. Untuk daerah seputaran Barus Jahe, hal ini tentunya dipengaruhi oleh situasi ekonomi petani kita. Ketika masa berjayanya jeruk, mungkin pengeluaran untuk kerja tahun tidaklah terlalu me

Desa Tertinggal di Kabupaten Karo

Gambar
Kajian Sosiologis Mengenai Desa Tertinggal (Desa Mburidi, Kabupaten Karo) O L E H Salmen Sembiring 080901054 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara berkembang sudah tentu memiliki banyak desa yang masih tertinggal atau belum maju. Hal ini berkaitan dengan proses pembangunan yang sedang atau yang sudah dilakukan di Indonesia, juga terkait dengan berbagai kebijakan public yang dibuat dan diimplementasikan oleh pemerintah yang memegang kekuasaan. Seperti pada masa Orde Baru misalnya, kebijakan sentraisasi pembangunan menyebabkan kesenjangan yang cukup signifikan antara pulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya terutama Papua, Sulawesi, dan Kalimantan. Jawa identik dengan daerah industrial sedangkan daerah lain hanya berkembang secara perlahan dengan ekonomi pertaniannya. Sebanyak 32.379 desa di Indonesia masuk dalam kategori desa tertinggal.

"Terites" secara sosiologis

MAKNA MAKANAN   KHAS KARO SECARA SOSIOLOGIS “TERITES” O L E H SALMEN SEMBIRING 080901054 MEDAN 2010 Kata Pengantar           Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat kasihnya penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah sosiologi kesehatan yang telah mengajarkan banyak pengetahuan dan juga kepada teman-teman yang turut membantu.             Makalah ini berjudul “kajian sosiologis terhadap makanan khas Karo “terites”. Dalam makalah ini banyak dibahas seputar makanan khas tersebut mulai dari cara, bahan, kegunaan, makna dari makanan tersebut bagi Suku Karo. Di bagian berikutnya dibahas tentang makanan tersebut dengan teori-teori sosiologi.             Penulis memahami masih banyak kekurangan dari makalah ini, oleh karenanya penulis juga mengharapkan saran dan masukan dari pembaca makalah ini. Kiranya makalah ini dapat berguna bagi pembaca