Ketteng-ketteng Alat Musik Karo yang Menunjukkan Sifat Pragmatis dan Ergonomis.
Ketteng-ketteng Alat Musik Karo yang Menunjukkan Sifat Pragmatis dan Ergonomis.
Salmen Kembaren
Karo mengenal seperangkat alat musik Telu
Sendalanen yang terdiri dari Belobat/ Surdam/ Kulcapi, ketteng-ketteng dan
Mangkuk. Perangkat musik yang terdiri dari Belobat, Ketteng-ketteng dan Mangkuk
dulunya dimainkan oleh Aron (kelompok kerja pertanian yang terdiri dari
muda-mudi) ketika waktu istirahat di ladang sebagai media hiburan. Belakangan,
perangkat musik ini banyak dimainkan untuk mengiringi upacara-upacara
tradisional Erpangir Ku Lau dan Perumah Jinujung. Bahkan ketteng-ketteng
bersama alat music Karo lainnya sudah dikomersialisasi menjadi pertunjukkan
entertainment saat ini.
Secara fisiologis
ketteng-ketteng terbuat dari seruas bambu (lokal: jenis Buluh Belin). Ruas
bambu tersebut kemudian diolah dengan pahat atau pisau dengan membuat dua senar
berdekatan. Satu senar memiliki lebar sekitar 1-2 cm (panjangnya sesuai dengan
panjang satu ruas bambu tersebut). Kedua senar tersebut lebarnya adalah sama
saja. Namun, pada salah satu senar, di bawah titik tengah senar tersebut dibuat
lobang (bulat atau persegi) dengan ukuran diameter atau diagonal sekitar 3-5 cm
sesuai dengan besar bambu. Pada salah satu ujung ruas bambu dibuat lobang
sebesar 0,5 cm.
Pada senar utama (yang tidak
memiliki lobang di bawah titik tengahnya) diletakkan tiga pengungkit senar. Dua
berukuran yang sama besar (1-1.5 cm) diletakkan di sisi ujung kiri dan kanan
senar. Sedang satu pengungkit lagi diletakkan berjarak 5-10 cm dari pengungkit
sebelah kiri (sesuai panjang senar-ruas bambu). Dari senar utama ini akan
didapati tiga jenis suara alat music yakni penganak (gung kecil), gendang anak
(gendang kecil dan gerantung), dan gendang indung (gendang besar).
Pada ruas kedua juga diberikan
dua pengungkit di dekat ujung ruas senar. Kemudian ditengah senar (diatas
lobang yang telah dibuat) dilekatkan sebilah bambu seperti lidah (dilah)
seukuran dengan besar lobang yang dibuat (atau lebih besar sedikit). Dari senar
ini didapatkan satu suara alat music yakni suara gung (gung besar). Kemudian alat
music ini dimainkan dengan dua stick (pememekpek ketteng-ketteng) dengan ukuran
diameter 5 mm- 8 mm, suara dihasilkan dengan cara memukul senar untuk
menghasilkan empat jenis suara alat music.
Dari penjelasan karakteristik
tersebut bahwa dalam ketteng-ketteng terdapat empat alat music yang pada
akhirnya hanya dimainkan oleh satu orang pemain saja. Hal ini seperti
penjelasan di awal bahwa digunakan oleh aron pada waktu istirahat. Perlu diketahui
bahwa:
- Tidak semua orang mampu memainkan alat music tradsisional Karo.
- Tidak semua orang mau memainkan alat music karena pada dasarnya pembagian kerja sudah mulai dikenali masyarakat Karo, misalnya pada saat jam istirahat ada yang mencari sayur, ada yang mencari kayu bakar dan ada mungkin yang tidur. Oleh karenanya dengan memunculkan satu alat music untuk memunculkan empat suara music adalah ide yang harus diakui dalam sifat pragmatism orang Karo.
Sekali lagi bahwa teknologi music ini harus
kita hargai karena tidak banyak di muka bumi ini dalam satu perangkat alat music
tradisional menghasilkan empat karakter alat music. Gambaran ergonomis
(kemudahan pemakaian) juga menjadi sangat menarik dalam alat music ini. Siapapun
yang memainkannya tidak akan merasa canggung dan mudah. Dengan panjang ruas
bambu selebar badan manusia, stick yang kecil pas untuk pegangan antara ibu
jari dan jari telunjuk sehingga tiga jari lainnya dapat menopang kedua jari
tersebut sehingga dapat bertahan lama dalam bermain music ini.
referensi: www.sinabungjaya.com,
Komentar
Posting Komentar