Karo Tracker Community: Edisi Air Terjun Tarunggang
Catatan Perjalanan Wisata : Air Terjun Tarunggang
Oleh Salmen Kembaren
Kembali ke arah Medan dari Danau
Linting sekitar sepuluh menit, akhirnya kami tiba di Rumah Sumbul,
simpang daripada Air Terjun Tarunggang (sampuren Tarunggang). Kami pun
masuk menuju air terjun, jalannya melewati kebun karet sekitar 300
meter. Tiket masuk sebesar Rp. 5000/orang termasuk parkir. Setelah
memarkirkan kendaraan kami berjalan menelusuri jalan tanah. Sepertinya
jalan tersebut baru dibuka. Memang demikian adanya, berdasarkan
pernyataan seorang remaja setempat yang saya temui. Air terjun ini baru
dibuka kembali. Dulunya pernah dibuka namun karena pemilik ladang (jalan
yang lama) tidak menyetujui ladangnya menjadi jalan akhirnya air terjun
inipun susah diakses dan akhirnya tidak dikunjungi lagi. Barulah dalam
dua tahun terakhir, setelah jalan baru dibuka (kebun karet) air terjun
ini ramai kembali. Untuk mencapai lokasi dari parkir kita harus berjalan
kaki sejauh sekitar 200- 250 meter. Jalan cukup terjal namun sudah
dibuat tangga-tangga. Sudah ada beberapa pedagang disana yang menjual
makanan dan minuman ringan. Harganya cukup tinggi dibanding ketika kita
membeli diluar, hal ini akan menjadi pertimbangan orang untuk membawa
makanan dan minuman mereka dari luar dan akhirnya mematikan bisnis
mereka sendiri kelak. Kamiun akhirnya mandi sekitar 2 jam. Selain air
terjun utama terdapat dua air terjun lainnya yang cukup indah tidak jauh
dari air terjun utama. Udara pegunungan dan air yang segar seolah
ditumpahkan dari surga. Semua terasa lepas dan bebas. Dan untuk pertama
kalinya saya mengetahui bahwa pakam adalah jenis kayu yang berbuah
(seperti lengkeng atau kopi) kamipun mencobanya karena beberapa pemuda
setempat memakan buah tersebut rasanya memang seperti lengkeng, manis.
Dua jam bukanlah waktu yang lama karena kami begitu menikmati kesegaran
alam ini. Pukul tiga sore kamipun bergerak ingin kembali ke medan.
Setibanya di parkiran kami ditawari dengan curah hujan yang sangat
lebat. Orang-orang pada berlarian ke sebuah gubuk di sekitar parkiran.
Kami pun bersempit-sempitan di gubuk tersebut. Sebuah kaca mata yang
besar menjadi bahan candaan teman-teman. Lagu "Remember When dan klip
film UP" menjadi bahan pembicaraan. Dan beberapa bungkus dodol menjadi
pengganjal lapar kami. Sekitar sejam hujan baru reda. Kami segera menuju
Talun Kenas berniat menjumpai rumah saudara saya namun kami tidak
menemuinya. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan pulang dan beristirahat
sejenak di Patumbak. Begitu tiba di Delitua, kami kembali disuguhi
hujan berkat dan berteduh sekitar sejam. Tak lama kemudian Medanpun
sudah dalam hitungan langkah kami. Air terjun Tarunggang, The Real
:Waterfall Paradise:.
Beberapa Anggota KTC Sedang Berfoto, Iyan Sinuraya, Meliyanti Ginting, Monica Ginting, Terangta Tarigan
Komentar
Posting Komentar