Sampah Wisata Karo
Minim Kesadaran, Sampah
Berserakan Sepanjang Hutan Medan-Kabanjahe
Oleh: Salmen Sembiring Kembaren
Bandar Baru(Catatan Harian)
Sampah bukanlah
teman baik untuk perkembangan pariwisata. Namun apa yang terjadi, baik
masyarakat dan wisatawan melakukan hal yang tidak baik tersebut. Hal ini terjadi
di sepanjang pinggiran jalan Medan menuju daerah wisata ke Kabupaten Karo,
khususnya antara Bandar Baru sampai Tahura(Tongkeh). Pada 5 agustus lalu, dengan
mengendarai sepeda motor penulis melihat penumpang salah satu trayek bus yang
dengan gamblangnya membuang sampah plastik dari kaca bus tersebut. Hal tersebut
penulis saksikan di kawasan sebelum menuju kawasan wisata Penatapen. Sejauh
pantauan penulis sepanjang jalan tersebut memang banyak sampah plastik yang
berserakan. Belum lagi ada warga yang sengaja membuang sampahnya pinggiran
jalan berupa ampas kulit durian atau tumpukan jeruk busuk, terkadang tumpukan
limbah rumah tangga.
Perilaku
yang kurang baik juga sering dilakukan oleh warga(wisatawan) yang sesungguhnya berhati
mulia memberi makanan ke monyet-monyet yang berada di pinggiran jalan tersebut.
Pada akhirnya sampah juga menumpuk pada daerah tempat monyet tersebut menunggu
makanan dari orang yang melintas. Seandainya jika seseorang yang berhati mulia
untuk memberi makan monyet tanpa kemasan akan lebih baik. Ketika anda melintasi
jalan antara Bandar Baru sampai Tahura mungkin anda sering melihat pemulung/tukang
botot. Hal tersebut mengartikan kepada kita bahwa sudah banyak sampah untuk
mereka kumpulkan dan hal ini tentu tidak baik bagi nama baik wisata Karo. Hal ini secara sosiologis bahwa masyarakat kita belum sesungguhnya siap menjadi masyarakat industri pariwisata.
Pariwisata
yang perlu dikembangkan adalah tipe pariwisata yang sadar lingkungan. Jangan sampai
terjadi hal yang menjenuhkan sebelum sampai ke tujuan wisata
dengan pemandangan yang tidak mengenakkan tersebut. Hal ini tentunya paling penting bagi
masyarakat sekitar untuk tidak membuang limbah mereka ke pinggiran jalan di
hutan. Wisatawan juga perlu menyadari bahwa hal yang ia lakukan mungkin hal kecil
baginya namun berdampak besar bagi perkembangan wisata kedepannya.(Tulisan ini juga dapat dibaca di Tabloid Sora Sirulo ed.Agustus 2012)
Komentar
Posting Komentar