Legenda Tapak Kaki Umang Rumah Liang: Manusia Purba Suku Karo?


(feature)

Liang (KTC)

  Seperti yang dituliskan oleh J.H. Neumann bahwa sebelum kedatangan suku-suku pendatang ke Sumatera Timur (Utara) telah ada manusia yang hidup di gua-gua. Masyarakat Karo menamai manusia ini “umang”. Umang tersebut hidup di gua-gua di seluruh daerah yang didiami oleh suku Karo.  Salah satu gua yang sangat terkenal berada di Desa Sembahe, dekat Lau Betimus. Disana terdapat sebuah batu yang dilobangi. Lantai gua datar dengan pahatan yang cukup halus. Di salah satu sisi lantai gua ada lantai yang lebih tinggi beberapa centimeter. Juga terdapat sebuah pahatan sedalam seperti layaknya kotak persegi (lemari) di sisi timur bagian dalam gua. Di sisi barat luar gua terdapat relief berupa manusia. Relief tersebut sangat sederhana, tidak terlihat motif pakaian atau peralatan apapun di relief tersebut. Atau memang perlu dilakukan penelitian lebih mendalam. Lihat Lebih Lengkap
Selain di Sembahe, ada peninggalan umang yang cukup menakjubkan. Rumah Liang, tepatnya Dusun Liang Pematang (Deli Serdang) yang juga merupakan perkampungan tua Suku Karo terdapat jejak umang. Peninggalan umang di Desa Liang berupa pahatan telapak kaki. Telapak kaki itu lebih lebar dari telapak kaki orang dewasa rata-rata. Namun panjangnya hampir sama dengan telapak kaki orang dewasa. Telapak kaki umang tersebut adalah yang sebelah kiri dengan jumlah jarinya sekitar  lima atau enam (perkiraan).
                                                  Tapak Kaki Umang, Liang, 28 Desember 2014

Masyarakat rumah liang menganggap telapak kaki tersebut muncul secara ajaib perbuatan umang. Masyarakat tidak mengkeramatkan batu tersebut layaknya sebuah “lape-lape kuta” yang berada di tengah desa. Setiap orang bebas saja naik tapak kaki umang yang berada di atas batu berukuran sekitar 10 x 15 x 2,5 meter tersebut. Hanya saja mereka meminta pengunjung untuk tidak berlaku kasar atau berucap tidak senonoh selama di sekitar batu.Selain tapak kaki, juga terdapat dua garis sejajar di batu tersebut. masyarakat meyakini garis tersebut adalah simbol jalan. relief jalan tersebut seolah membentuk huruf (V). Terdapat dua relief jalan di batu tersebut. Satu relief berada di barat dan satu lagi bagian timur tapak kaki. Lebar relief tersebut sekitar 15-20 cm yang melintang dari selatan ke utara batu.
Batu tapak kaki umang berada di utara desa. Batu tersebut dikelilingi oleh sawah-sawah warga. Dua puluh meter dari tapak kaki umang, mengalir sungai kecil yang berwarna biru kehijauan. Aroma belerang sungai tersebut begitu menyengat. Air sungai juga terasa hangat. Ikan-ikan kecil hidup di air hangat tersebut. Masyarakat Desa Liang juga memanfaatkan air panas tersebut sebagai irigasi sawah dan kolam ikan. Posisi tapak kaki umang tersebut tidak jauh dari pemandian alam yang saat ini naik daun, Lau Mbentar dan juga air terjunnya.

                    Penulis bersama Tim KTC berada di atas batu Tapak Kaki Umang yang dikelilingi sawah warga
Penulis:
Salmen Sembiring
Sosiolog dan Pemerhati Lingkungan
Karo Tracker Community


Komentar

  1. keren sen..
    lanjutkan berkaryam dan sebarluaskan berita dan sejarah budaya suku kita..

    BalasHapus
  2. bujur ibas dukungenndu senina, harapan kami kam mendukung kegiatan KTC, adi dorek gabung reh payona. bjr ras mjj

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karo Berry (sebuah kenangan masa kecil)

Kerja Tahun Saat Ini

"Terites" secara sosiologis