Pengobatan Tradisional Karo untuk Sakit Gula (Diabetes)



Diabetes melitus, (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:


  1. defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.
  2. defisiensi transporter glukosa.
  3. atau keduanya.

Pada tahun 2013, Indonesia memiliki sekitar 8,5 juta penderita Diabetes yang merupakan jumlah ke-empat terbanyak di Asia dan nomor-7 di dunia. Dan pada tahun 2020, diperkirakan Indonesia akan memiliki 12 Juta penderita diabetes, karena yang mulai terkena diabetes semakin muda. Klik Lebih Lengkap
Penyakit diabetes lebih familiar dikenal masyarakat dengan sebutan sakit gula. Ada beberapa penyebab sakit gula secara umum yaitu:

1.      Pola makan yang tidak teratur   Klik Lengkapnya Disini

2.      Obesitas (kegemukan)

3.      Faktor keturunan (genetis)

4.      Efek samping dari penggunaan bahan kimia dan obat-obatan

5.      Disebabkan penyakit atau infeksi pada pancreas

6.      Kesalahan dalam mengatur pola perilaku hidup Klik Lengkapnya Disini
Masyarakat Sumatera Utara yang termasuk dalam kategori rawan penderita sakit gula darah. Meski masih termasuk rendah, prevalensi penderita diabetes di Sumut sudah hampir mendekati rata-rata nasional. Sumut memiliki prevalensi sebesar 5,3%, atau hanya 0,4%  dibawah rata-rata nasional yang mencapai 5,7 persen. Di Kota Medan saja misalnya, terdapat setidaknya 1.000 pasien yang berobat ke rumah sakit pirngadi. Hal ini belum termasuk yang berobat ke rumah sakit swasta atau balai pengobatan alternative. Penderita yang telah mengetahui memiliki diabetes sebelumnya hanya sebesar 26%. Sedangkan sebagian besar yang terdiagnosis diabetes atau sekitar 74 % tidak mengetahui menderita diabetes sebelumnya. Kebanyakan masyarakat kita memang belum mentradisikan melakukan rekam medis. Mereka biasanya melakukan check up ketika merasa menderita suatu penyakit.Lebih Lengkapnya Disini
Berbagai cara pengobatan sakit gula telah dilakukan masyarakat mulai dari pengobatan medis modern (suntik insulin misalnya) dan pengobatan dengan ramuan herbal. Keduanya tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Masyarakat Karo juga ternyata memiliki ramuan pengobatan sakit gula. Hal ini tentunya berasal dari perkembangan pengalaman pribadi lepas pribadi dalam serangkaian trial and error. Dan akhirnya menemukan ramuan obat yang dianggap paling efektif dalam pengobatan sakit gula.
Adapun metode pengobatan sakit gula adalah dengan meminum ramuan obat. Ramuan obat yang digunakan adalah nderasi (daun nderasi), batang dan daun pegagan (pegaga), sikucingen gara (daun sikucingen gara), akar paku-paku (urat paku-paku) semua bahan memiliki jumlah satu banding satu. Semua bahan dicincang (ires) kemudian dikeringkan. Setiap segenggam ramuan dimasak dengan air sebanyak kurang lebih tiga liter. Air ramuan yang sudah matang tersebut diminum sebanyak dua kali sehari sampai sakit gula dianggap sembuh oleh penderita. (Salmen Sembiring. 2012. Skripsi: Unpublished)
Demikian salah satu ramuan obat tradisional sakit gula dalam masyarakat Karo. Mungkin banyak pilihan obat sakit gula yang lain yang lebih efektif. Pengobatan herbal tentunya menjadi salah satu pilihan alternative bagi pengobatan sakit gula yang efek sampingnya rendah bagi kesehatan ginjal anda.
 Referensi:
Sembiring, Salmen. 2012. Pengetahuan dan Pemanfaatan Pengobatan Tradisional Karo. USU. Skripsi: unpublished.


Salmen Sembiring
Sosiolog dan Pemerhati Lingkungan


















Karo Tracker Community

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karo Berry (sebuah kenangan masa kecil)

Kerja Tahun Saat Ini

"Terites" secara sosiologis